Hong Kong – Macau – Shenzhen (Part Three)

Shenzhen (September 2014)

Sebenarnya tidak banyak yang bisa dilihat di shenzhen, hanya karena penerbangan dari shenzhen ke kuala lumpur lebih murah dan dekat daripada pulang lewat hong kong, jadi sekalian aja ke shenzhen. Untuk menyebrang ke shenzhen hanya diperlukan VOA (visa on arrival) untuk pemegang passport indonesia sebesar 160 RMB (YUAN) / renmimbi yuan yang langsung dibayar di kantor imigrasi perbatasan hong kong dan daratan china yaitu tepat ketika turun dari kereta di stasiun Lo Wu, visa tersebut berlaku untuk 5 hari. Ada dua stasiun terakhir (yang di hong kong) untuk masuk ke shenzhen : Lo Wu dan Lok Ma Chao, namun rata-rata turis masuk melalui Lo Wu. Sedangkan stasiun pertama di shenzhen yang sekaligus ckeck point imigrasi adalah Luohu dan Futian Check Point. Perlu diingat, jika di shenzhen ada acara besar seperti peringatan hari kemerdekaan dan lain-lain, maka pelayanan pebuatan VOA akan tutup yang otomatis kita tidak akan bisa masuk ke shenzhen. Untuk mengatasi hal tersebut, carilah informasi terlebih dahulu apakah hari kita ke shenzhen sedang diadakan acara besar atau tidak. VOA juga bisa diperoleh atau di buat di hongkong yang memakan waktu sekitar 1 – 3 hari. Kantor imigrasi di perbatasan tutup sekitar jam 1 siang, jadi jika ingin ke shenzhen sebaiknya berangkat pagi-pagi. Lama perjalanan dari kowloon sampai stasiun Lo Wu sekitar 1 jam. Sebaiknya print peta transportasinya (shenzhen subway map) dulu sebelum masuk shenzhen biar gak kepayahan disana hahaha.

Ada apa si di shenzhen? Selama satu hari satu malem di shenzhen tidak banyak yang bisa dikunjungi, hanya WOW (window of world) yaitu semacam taman out door berisi miniatur khas dari (kalau tidak salah) 43 negara termasuk borobudur indonesia. Harga tiket masuk ke WOW 160 RMB. Stasiun kereta untuk pemberhentian menuju WOW adalah stasiun dengan nama yang sama yaitu window of world, begitu keluar stasiun belok kiri langsung pintu gerbangnya WOW. Selain itu ada semcam teater kebudayaan dari daerah mereka (yang ini tidak sempat dikunjungi karena waktunya mepet banget dan kelelahan), kalau tidak salah stasiun pemberhentiannya di convention & exhibition center.

Di jalanan shenzhen (kecuali jalan protokol) tidak ada papan nama jalan dalam bahasa inggris :-p, jadi bagaimana ketika disana? Siap nyasar lah. Waktu itu saya dan teman-teman nyampe shenzhen sekitar tengah hari. Nyampe di stasiun apa yang terjadi? Gakada yang bisa bahasa indonesia :-p. Transportasi di shenzhen bisa dengan kereta yang pembelian tiketnya sekali jalan. Tapi tenang aja, di mesin pembelian tiketnya ada pilihan bahasanya inggrisnya, jadi agak memudahkan. Waktu itu kami salah berhenti, kami berhenti 1 stasiun sebelum stasiun yang seharusnya dekat dengan penginapan kami, dan yang terjadi adalah muter keliling dalam guyuran hujan buat nemuin itu penginepan dan orang yang kami temui gakada satupun yang bisa bahasa inggris termasuk pelajarnya!! L. Kebayang lah jarak antara dua stasiun bakalan seluas wow gile kalau pake jalan kaki. Begitu sampai di penginapan apa yang terjadi??? Yang punya penginapan gak bisa bahasa inggris kecuali yes and no. Untuk HP dia smartphone jadi ngobrolnya via google translate hahaha. Dan beruntungnya waktu itu ada saudaranya yang lama tinggal di singapore, sampai-sampai kami bilang : “huwahh thanks God, you know, you are an angle in this situation”. Penginapan di shenzhen sangat murah. Untuk ukuran 800 ribu per malem per apartment (dengan fasilitas hotel bisnis lengkap dengan dapur dan mesin cuci) yang bisa di share sama temen itu dah sangat2 murah. Salah satu referensi hotel adalah Shengang Hotel Apartment (Shenzhen Dongmen Branch), dengan stasiun terdekat Shaibu. Di bawah apartment ini banyak penjual kain bagus-bagus banget, hahaha dasar cewek.

View dr jendela apartment